Related Article

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tuesday, January 30, 2018

Pengalaman Ibadah Umroh di April 2017 (Part 2)


Assalamu'alaikum dear friends?

Saya ingin melanjutkan cerita tentang pengalaman ibadah umrah pada april 2017 setelah sebelumnya telah saya ceritakan mengenai pemilihan travel dan awal mula rencana umrah ini dapat terjadi pada post ini.

Oiya, by the way, selamat tahun baru 2018. Semoga di tahun ini menjadi tahun yang berkah dan membahagiakan bagi kita semua. Aamiin Allahuma aamiin.

Senangnya, akhirnya bisa melanjutkan cerita umrah 2017 lalu yang terpending sekian bulan ini. *tutup muka* dan ini merupakan first blogpost di 2018

Bismillahirrahmanirrahiim.. semoga blog saya dapat makin bermanfaat untuk teman-teman yang membaca dan juga untuk saya. Semoga juga makin banyak rezekinya ya blog saya ini. Aamiin.

Mari, saya lanjutkan cerita pengalaman ibadah umrah di april 2017.


Day 1. Sunday, 23 April 2017. Jakarta - Jeddah - Madinah
1 Hari sebelumnya, saat manasik, koper besar jamaah telah diserahkan ke pihak travel. Jadi saat berkumpul di bandara Soekarno Hatta, kita hanya membawa koper kecil saja berisi :

a. Satu set baju bersih untuk ganti (jika perlu) dan baju tidur
b. Perlengkapan sholat
c. Sandal
d. Obat-obatan yang diperlukan selama perjalanan (cairan kurang dari 100ml)
e. Kacamata hitam

Setelah berkumpul kami dibagikan passport yang telah memperoleh Visa Saudi Arabia berserta boarding pass. Untuk tiket koper besar sudah dipegang dan diatur oleh pihak travel.

Setelah pembagian passport dll, saya dan suami bertemu dengan Papa, Mama, dan adik adik ipar berserta keponakan-keponakan yang turut mengantar kami ke airport. Mama dan saya, sempat berderai air mata haru juga saat akan berangkat.



Penerbangan dengan Garuda Indonesia menuju Bandara King Abdul Azis Jeddah, Alhamdulillah lancar. Tidak terasa turbulance sama sekali. Penerbangan sekitar 8 jam. Kami berangkat pukul 14.25 WIB dan tiba di Jeddah pukul 20.05 WKA. Oiya, jamaah NRA Travel banyak sekali, 300 orang lebih. Jadi NRA Travel menyewa 1 pesawat khusus. Semua pakai baju seragam batik orange NRA. Kami mendapat 2 kali makan dipesawat. Foto makanan dipesawat lupa difoto. He-he-he. Gpp ya?

Setibanya di Jeddah dan mengingat sudah tiba waktu Isya, tentunya semua jamaah ingin Sholat. Yang mengherankan adalah di bandara bagian kedatangan, sebelum imigrasi, walau ada tempat Sholat tapi amat tidak nyaman, untuk wudhu pun hanya bisa di washtafel, beruntung kaki saya cukup panjang untuk naik keatas washtafel , kasian banget kalau yang lebih kecil khan, musti cari dingklik.  
Raja Salman, tolonglah Pak, itu bandaranya diperbagus dan dibuat nyaman untuk kita shalat. Masa kalah dengan Bandara Jepang, yang mushalla nya justru bersih dan nyaman banget :( . Jangan bahas jumlah jamaah ya, tapi dari keseriusan pemerintah Saudi memperhatikan kenyamanan jamaah untuk beribadah mulai dari bandara.

Penantian Panjang di Imigrasi
Sekitar jam 9, rombongan kami dipersilahkan antri di imigrasi. Dulu waktu umrah pertama saya bersama keluarga, antrian imigrasi jauh lebih cepat. Kami tetap menunggu cukup lama, tapi dipersilahkan duduk dulu. Setelah berdiri dan mulai  antri, lancar dan cepat prosesnya. Hanya memerlukan waktu kurang dari 1 jam waktu itu, kami sudah duduk manis di bus menuju Madinah.

Dan kali ini, "tantangan" kesabaran kami beda dari sebelumnya. Kami antri berdiri lama sekaliii, mulai dari jam 9 malam sampai jam 12 tengah malam. Astaghfirullah. Lirik antrian disebelah, lebih parah, bangsa, entah Pakistan atau Bangladesh, yang baru landing, justru buat baris tandingan, menggeser rombongan Indonesia (NRA Travel). Jadinya malah buat ricuh karena ada dua baris untuk 1 pintu imigrasi. Endingnya, gantian selang seling per baris. Mereka yang baru datang, jadi orang Indonesia yang mengalah. Sabaaarrr..

Antrian saya? Lama bangett majunya. Entah ngapain itu petugas di depan. *_* . Saat saya dan suami sudah persis paling depan. Pas jam 12 malam, pergantian petugas. Astaghfirullah. Pergi aja itu petugas imigrasinya. Bukannya dia pergi nanti tunggu penggantinya dateng kek!
10-15 menit kami tunggu. Yang dibelakang saya, beberapa orang mulai pindah ke antrian lain yang masih jalan. Saya dan suami udah kadung paling depan, masa mulai antri lagi dari belakang.

Tidak ada pilihan lain selain sabar, tunggu petugas pengganti datang. Akhirnya saya duduk saja. Di lantai, capek berdiri terus *_* Masih diantrian paling depan, disebelah suami yang masih berdiri. :)
Istighfar, sholawat, berdoa. Ya Allah, semoga Engkau izinkan aku bertamu kerumahMu..
Alhamdulillah, beberapa saat kemudian saya lihat ada petugas masuk bilik imigrasi didepan saya. Bersyukur bangett, Setelah antri lebih dari 3 Jam, akhirnya saya dan suami "Lolos" dari imigrasi.

Keluar dari imigrasi, kami bertemu koordinator rombongan yang menginstruksikan kami ke bus yang sudah ditentukan, koper besar kami juga sudah disana. Masih ada beberapa orang yang tertahan di antrian imigrasi :(

(Di keesokan hari, kami sempat mengobrol dengan salah satu jamaah, yang cerita, dia lihat sendiri kalau yang dikerjakan petugas di imigrasi itu, main hp dan malas-malasan. Hal itu yang menyebabkan proses imigrasi jadi lambat sekali. Duh, ini masalah klasik mereka deh, kalau malas, outsource saja dari tenaga asing yang niat kerja. Kenalan baru kami itupun melanjutkan 'mencak-mencak'nya bilang kalau hal ini bukan ujian. Melainkan, kewajiban Saudi Arabia untuk merubah etos kerja mereka. "Kalau Ka'bah bukan di Makkah, kita juga malas datang ke negara anda", lanjutnya. Saya dan suami mendengarkan saja, keluh kesah beliau. Baru sampai Madinah, perjalanan masih panjang. Sabar ya saudaraku. Saat manasik juga kita diingatkan ustadzah untuk 'bawalah kesabaran berkarung-karung, tinggalkan amarah dan  ketidaksabaran di rumah' :) )

Akhirnya setelah semua komplit di bus, kami berangkat menuju Madinah. Perjalanan jeddah - madinah memerlukan waktu sekitar 5 jam. Bus kami sempat berhenti sejenak di perjalanan untuk singgah di Masjid sekitar untuk shalat Subuh.

Ada yang bilang lebih enak landing langsung di Madinah, tidak perlu naik bus lagi berjam-jam, imigrasinya pun tidak selama dan seramai di Jeddah. Yah, belum rezeki saya kali ini dapat flight langsung ke Madinah, biasanya juga harga paket lebih mahal untuk yang langsung landing Madinah :))

Oiya di bus, kami mendapat makan malam atau pagi, entahlah, karena sekitar jam 1 pagi :) , isinya ayam dan nasi mandhi/briyani gitu. Enak dan porsinya besar, Alhamdulillah.

Day 2. Monday, 24 April 2017. Madinah. Masjid Nabawi - Raudah
Check in di Hotel Salihiya, Madinah, sekitar pukul 6.30 pagi. Hotel Salihiya ini diklaim sebagai Hotel Bintang 4. Mungkin karena akses ke pintu Masjid Nabawi yang dekat, hanya kurang dari 200 M.  Karena kalau dilihat dari kualitas fisik hotelnya sih, menurut saya, pantasnya hotel bintang 3 :)

Walau memesan kamar hanya untuk berdua, tempat tidur yang ada dikamar kami, tetap ada 4 tempat tidur. Ya mungkin agar tak perlu repot-repot bongkar pasang kasur ya.

Saya excited banget ingin segera ke Masjid Nabawi, super kangen dengan Masjid tercinta saya ini. Tapi, saya juga musti sadar diri belum tidur lebih dari 15 jam. Saya paling tidak bisa tidur di pesawat. Di bus juga susah. Tidur-tidur 'ayam' gitu saja. Jadi saya memutuskan untuk istirahat dulu, tidur. In sya Allah shalat dzuhur nanti di Masjid Nabawi.  

Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah Masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Selain digunakan untuk Shalat, Masjid Nabawi juga digunakan sebagai majelis, tempat berkumpul masyarakat, dan sekolah agama. Kediaman Rasulullah SAW juga berada di lingkungan Masjid Nabawi. Hingga makam Rasulullah SAW bersama Abu Bakar dan Umar bin Khattab juga berada di Masjid Nabawi, yang dulunya makam ini adalah kamar Aisyah binti Abu Bakar, istri Nabi Muhammad.
Suasana di Madinah dan disekitar Masjid Nabawi selalu tenang. Udaranya dibulan April, yang seharusnya mulai panaspun, terasa sejuk. Saya amat menyukai berada disini. Mungkin karena dekat dengan Nabi Muhammad juga ya? MasyaALLAH.

Belum lagi, hadits Rasulullah SAW, yang menyatakan 
"Shalat di Masjid Nabawi lebih baik dari 1000 Shalat
di Masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram"
HR.Bukhari No.1190

Tentunya, hadits tersebut membuat semangat beribadah di Masjid Nabawi menjadi semakin bertambah. Rasanya itu nyess dihati.. kedamaian dan kenikmatan yang Hakiki.
 
Shalat Sunnah di Raudah.
Shalat di Masjid Nabawi, pasti kita ingin agar juga bisa Shalat dan berdoa di Raudah. Hadist Nabi Muhammad SAW :
"Antara rumahku dan mimbarku adalah taman (Raudah) dari taman-taman di surga"
HR. At Tirmidzi

Semua orang pasti mau bisa merasakan shalat di taman surga. Alhasil, Raudah ini tidak pernah sepi. Kita harus bersabar menunggu giliran. Belum lagi 'saingan' dengan bangsa turki dan arab yang bodynya yahud-yahud khan. Jadi lebih baik mengalah, menunggu hingga jamaah Indonesia dipanggil. Saat berhasil masuk ke area Raudah kita juga perlu tetap antri dan sebaiknya bergantian dengan teman atau saudara, untuk saling menjaga supaya tidak 'terdorong' atau terinjak, naudzubillah, oleh jamaah lain. Saking ramainya Raudah hal itu dapat terjadi. Kalau saya biasanya, langsung mencoba maju ke baris paling depan. Sehingga dapat lebih leluasa untuk Shalat dan berdoa. Kalau begini suka keenakan berdoa lama-lama, sampai dicolek untuk gantian oleh jamaah lain. :)

Untuk kaum wanita, Shalat di Raudah memiliki waktu-waktu tertentu. Tidak bisa setiap saat seperti kaum laki-laki. Umumnya, jadwal jamaah Indonesia di malam hari, setelah shalat Isya. Daerah Raudah ditandai dengan karpet hijau. Sedangkan karpet merah sudah merupakan daerah Masjid Nabawi saja.

Dari travel akan ada muthayibbah yang mendampingi kita menuju Raudah. Alhamdulillah, kali ini saya mendapat kesempatan kembali shalat dan berdoa di Raudah. Setiap kali dapat shalat disana pasti memiliki perasaan luar biasa. Air mata automatis mengucur dengan derasnya. Semua doa yang teringat diucapkan. Semoga doa kita semua diijabah ALLAH SWT. Aamiin Allahuma aamiin.
Malam itu, saya bersuka cita, Alhamdulillah Ya ALLAH Engkau izinkan hamba kembali ke Raudah Mu. :")

Day 3. Tuesday, 25 April 2017.
Setelah shalat subuh, pada pukul 7 pagi kami berkumpul di lobby hotel. Agenda hari ini akan berziarah mengunjungi Masjid Quba, Kebun Kurma dan Jabal Uhud.

Shalat Sunnah di Masjid Quba
Tujuan pertama ziarah hari ini adalah Shalat Sunnah Dhuha di Masjid Quba. Masjid Quba adalah Masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW. Sesuai sabda Rasulullah SAW mengenai shalat di Masjid Quba :

"Barang siapa bersuci di rumahnya, lalu datang ke Masjid Quba, kemudian dia 
mendirikan shalat disana, maka dia mendapatkan pahala umrah"
HR. Ibnu Majah dan lainnya

MasyaAllah, betapa nikmatnya menjadi umat Muslim, kita diberikan berbagai kemudahan untuk mendapatkan ampunan dan pahala dari ALLAH SWT.

(لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ)
 التوبة : 108
“Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), 
sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya.” 
QS. At-Taubah: 108

Jadi, sebelum berangkat dari hotel, kita semua sudah berwudhu untuk langsung shalat di Masjid Quba. Berhubung setibanya disana, masih dalam waktu shalat dhuha. Saya dan jamaah lain menunaikan shalat dhuha terlebih dahulu, selain itu shalat taubat dan shalat sunnah mutlak.

Jabal Uhud
Jabal atau bukit uhud adalah bukit yang dijanjikan ada disurga (HR.Bukhari). Jabal Uhud ini menyendiri dari bukit lain dan berwarna kemerahan tidak seperti bukit umumnya yang berwarna kecoklatan.

Di bukit ini pernah terjadi perang dashyat antara 700 pejuang Islam dengan 3000 kafir Quraisy. Dimana perang Uhud ini, menyebabkan gugurnya 70 syuhada, yang salah satunya adalah paman Nabi Muhammad, Hamzah bin AbdulMuthalib, dan Mush'ab bin Umair serta Abdullah bin Jahsyin.

46 Tahun kemudian, yaitu pada masa Khalifah Marwan bin Hakam, terjadi banjir besar sehingga makam Hamzah dan Abdullah bin Jahsyin rusak berat. Ternyata, meski sudah lebih dari 40 tahun di dalam kubur, jasad kedua sahabat itu masih segar, seperti baru saja meninggal. Masya Allah. Maka jasadnya dikubur di tempat lain tapi masih di kawasan Gunung Uhud.

Kecintaan Rasulullah kepada para syuhada Uhud, terutama Hamzah mendorong beliau melakukan ziarah ke Jabal Uhud hampir setiap tahun. Jejak ini diikuti pula oleh beberapa khalifah setelah Rasulullah wafat. Hingga saat ini, diikuti oleh jamaah haji dan umrah.

Wisata Kebun Kurma
 Setelah berziarah ke Jabal Uhud dan shalat di Masjid Quba, kami melanjutkan perjalanan ke Kebun Kurma, disana menjual berbagai kurma, baik kurma muda, maupun kurma ajwah yang terkenal. 

"Kurma ‘Ajwah itu berasal dari Surga, ia adalah obat dari racun". 
HR. Ibnu Majah

Selain kurma asli, toko ini juga menjual berbagai olahan kurma, seperti coklat kurma, madu dicampur dengan kurma dan oleh-oleh lainnya.

Kemudian, perjalanan diteruskan melewati Masjid Qiblatain dan kembali ke Hotel sebelum shalat dzuhur. Setelah Isya, saya bersama teman-teman jamaah dari NRA mencoba lagi untuk shalat di Raudah. Alhamdulillah mendapat kesempatan kembali shalat sunah di Raudah.

Makan siang Nasi Briyani Kambing  
Di hari itu, siang hari setelah Dzuhur, kami sempat mencari tempat makan lain diluar hotel. Masakan yang disajikan pihak travel adalah catering masakan Indonesia. Jadi, kami ingin mencicipi menu khas arab. Kemarin, dihari kedua di Madinah, kami sempat take-away shawarma untuk dimakan di kamar hotel. 

Di Indonesia, Shawarma ini biasa kita kenal dengan Kebab. Padahal dikota asalnya, shawarma yang benar. Kalau Kebab, di negara arab, itu bentuknya seperti sate. Jadi daging sapi/kambing ditusuk dan di bakar. Dengan ukuran yang besar-besar tentunya. Kalau, di Indonesia daging sate kecil-kecil.

Nah, di Madinah atau negara arab pada umumnya, misalnya Qatar, porsi makanan itu pasti besar-besar banget deh. :D Saat mencari makanan diluar hotel, kami mampir ke salah satu hotel yang letaknya persis didepan pintu masuk gerbang Masjid Nabawi. Suami memesan nasi briyani kambing, saya memesan fettucine alfredo. Lagi pengen aja saya makan yang creamy-creamy gitu. Dan saat si nasi briyani datang, eng ing eng.. besaar dan banyak banget itu makanan. Asli nasi dicetak di cetakan puding gitu lho, jadi banyak banget gitu, segunung. Udah kenyang, dan masih sisa setengah. Akhirnya dibungkus bawa pulang ke kamar hotel lagi, dimakan sore. He-he-he. Harganya cuma sekitar 35 Riyal. Padahal itu harga makanan di hotel bintang 5. Ga pake tax and service juga lagi. Bisa dikatakan terjangkau. Apalagi porsinya bisa buat bertiga :)) Alhamdulillah

Day 4. Madinah - Makkah
Hari ini , setelah shalat dzuhur, kami akan berangkat menuju Makkah untuk menunaikan ibadah umrah. Semua jamaah sudah bersiap dengan pakaian ihram. Pakaian ihram adalah pakaian suci. Untuk pria pakaian ihram tidak boleh dijahit. Cara pemakaiannya dililitkan sekeliling tubuh. Untuk wanita pakaian ihram wajib menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Hadist Nabi mengajurkan untuk mengenakan warna putih.
Miqat di Bir Ali.

Apakah Miqat? Miqat adalah batas bagi dimulainya ibadah haji dan umrah (batas-batas yang telah ditetapkan). Apabila melintasi miqat, seseorang yang ingin mengerjakan haji atau umrah perlu mengenakan kain ihram dan memasang niat. Bagi jamaah yang datang ke Makkah dari Madinah perlu mengambil Miqat di Dzulhulaifah Bir Ali.

Di Masjid Bir Ali, semua jamaah berniat umrah dan shalat sunnah 2 rakaat.
Labbaik Allahumma 'Umratan
(Ya ALLAH, aku penuhi panggilanMu untuk umrah)

Bismillahirrahmanirrahiim, kami berangkat dari Dzulhulaifah menuju Makkah. Sepanjang perjalanan kami dianjurkan untuk terus mengucapkan kalimat Talbiyah

"Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. 
Innal hamda wa ni'mata laka wal mulk laa syarika laka"
kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah,
  tiada sekutu bagi-Mu dan kami memenuhi panggilan-Mu, 
sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kekuasaan/kekuatan adalah milik-Mu 
dan tidak ada sekutu bagi-Mu.

Sepanjang perjalanan, setiap kami mengucapkan kalimat Talbiyah, saya merinding dan terharu. Segala perasaan bercampur aduk. Kalimat Talbiyah adalah pengakuan muslim/ah akan ke-Esa an Allah SWT. Masya Allah. 

Dalam kondisi ber-ihram kita juga perlu untuk menjaga lisan dan menghindari beberapa hal, yang jika dilanggar kita wajib membayar fidyah, puasa atau memberi makan fakir miskin, atau menjadi tidak sah nya ibadah umrah kita. Larangan tersebut antara lain:
1. Untuk laki-laki dilarang menggunakan pakaian yang dijahit dan menutupi kepala.
2. Untuk perempuan, jangan menutupi wajah dan telapak tangan. Bahkan larangan ini juga berlaku saat ada laki-laki yang berada di sekitarnya, sebaiknya para wanita boleh menggunakan sarung tangan, namun tidak boleh menutupi telapak tangannya secara langsung.
3. Tidak memotong kuku dan bulu/rambut yang ada di badan.
4. Tidak membunuh atau berburu binatang.
5. Tidak boleh mencabut, memotong tanaman di tanah haram.
6. Menikah atau menikahkan. Selama memakain ihram, anda dilarang menikah ataupun mejadi juru nikah untuk siapa saja, jika ingin melakukan hal tersebut sebaiknya dilakukan setelah menanggalkan pakaian ihram.
7. Bermesraan. Dilarang berbuat seperti ini meskipun dengan muhrimnya sendiri, seperti mencium , memeluk dan melihat muhrimnya dengan syahwat. Dendanya adalah harus menyembelih 7 kambing atau 1 unta. Banyak khan? Jadi, selesaikan dulu deh ibadahnya :))
8. Menggunakan wangi-wangian, parfum atau minyak rambut.
9. Bertengkar dan berkelahi. Hal ini sebaiknya dihindarkan jika sedang memakai ihram, bahkan tadi berkata kotor ataupun mencaci maki tidak diperbolehkan apalagi bertengkar.

Tiba di Masjidil Haram.
Perjalanan Madinah - Makkah Alhamdulillah, super lancar. Pada umrah pertama dulu, rombongan saya berangkat dari Bir Ali, super telat, karena sempat ada jamaah yang hilang. Kali ini, Alhamdulillah lancar, tidak ada drama. Subhanallah.

Di perjalanan menuju Makkah, dipertengahan setelah bertalbiyah, satu persatu ketiduran, sampai semua jamaah tidur. Termasuk pak suami dan Muthayib kami juga. Saya yang duduk baris kedua dari depan, sebenarnya ngantuk banget. Tapi, ditahan supaya tidak tidur. Sibuk perhatikan supir bus nya. :D  Alhamdulillah Pak Supir, ON banget. Walau ngebut tetap selamat. Alhamdulillah.

Tiba di Makkah kami langsung menuju hotel Le Meridien untuk check-in. Bersih-bersih, wudhu. Tapi kali ini tidak pakai sabun ya karena termasuk larangan ihram.

Melihat Kabah
Masya Allah, Alhamdulillah saya kembali dapat menginjakkan kaki di Baitullah, Masjidil Haram. Perasaan syukur dan haru memenuhi hati ini. Rombongan Shalat Isya berjamaah. Lalu memulai proses ibadah umrah, diawali dengan Tawaf 7 putaran mengelilingi kabah.

Prosesi Umrah.
Kami dibagikan earphone agar doa doa yang dipanjatkan oleh Muthayib dapat kami ikuti.  
Prosesi umrah dimulai dengan mencium atau mengusap atau menghadapkan tangan ke Hajar Aswad dengan mengucapkan "Bismillah Allahu Akbar"

Kemudian memulai tawaf 7 putaran dimulai dari Hajar Aswad, dan berakhir di hajar aswad juga. Selama tawaf kita wajib menjaga wudhu.    
Ketika berada diantara rukun yamani dan hajar aswad kita disunnahkan membaca :

Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)

Sumber : https://rumaysho.com/2654-tata-cara-pelaksanaan-umrah333.html
"Rabbana aatina fid dunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina 'adzaban naar"
 (Al Baqarah : 201)  

Setelah tawaf 7 putaran, kemudian shalat sunnah tawaf 2 rakaat , meminum air zam-zam, berdoa menghadap Multazam, dan kembali melambaikan tangan ke hajar aswad, jika tidak memungkinkan untuk mencium maupun menyentuhnya.

Kemudian , ibadah dilanjutkan dengan Sai antara Safa dan Marwah. Perjalanan antara Safa dan Marwah juga dilakukan sebanyak 7kali dengan berakhir di Marwah.

Setelah ibadah sai, selanjutnya dengan bertahalul, memotong rambut. Untuk wanita hanya perlu seruas jari saja. Untuk laki-laki mencukur gundul rambut adalah lebih baik.

Alhamdulillah, prosesi tawaf dan sai masing-masing 7 putaran dapat terlaksana dengan baik. Terus terang, walau masih muda, ibadah ini berat. Saya kagum, masya Allah, beberapa jamaah yang ikut serta di rombongan saya sudah berusia lebih dari 70tahun tapi masih kuat. Apalagi ada kakek, yang sudah berusia 75tahun masih gagah perkasa dan berdoa dengan senantiasa lantang (saat melewati lampu hijau saat sai) disaat beberapa dari kami sudah mulai berjalan gontai.  

Setelahnya kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

to be continue
Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)

Sumber : https://rumaysho.com/2654-tata-cara-pelaksanaan-umrah333.html
Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)

Sumber : https://rumaysho.com/2654-tata-cara-pelaksanaan-umrah333.html

7 comments:

  1. AKu jadi mau mewek bacanya. Semoga aku dan keluarga juga diizinkan segera bertamu ke Baitullah. Bacain dulu blog postnya mba witha sambil di shalawatin, hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin in sya Allah disegerakan ya Lisna. ini postnya blm selesai, blm dipasang foto, belum dishare Alhamdulillah sdh di komen :) hehehe

      Delete
  2. mba witha, aku in sha allah umroh pake NRA jg. recommend yaa, mba emang si NRA ini?

    ReplyDelete
  3. wah pengalaman yang menarik...
    umroh bersama kami yuk

    ReplyDelete
  4. artikelnya keren kak, mungkin kakak ingin menunaikan umroh saat liburan, kami menawarkan umroh saat liburan loh kak

    ReplyDelete
  5. Terima kasih sudah berbagi pengalaman. Mudah-mudahan saya bisa kesana. Insya Allah.

    ReplyDelete
  6. Subhanallah semoga saya juga bisa umroh bersama keluarga, aamiin��

    ReplyDelete

Hi! don't forget to comment. I really appreciate it.